Kamis, 19 April 2012

PEMERIKSAAN SEROLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE

PEMERIKSAAN SEROLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE

Infeksi virus dengue akan mengakibatkan terbentuknya antibody. Antibody yang pertama dibentuk ialah Neutralizing antibody (NT), yaitu pada hari kelima. Titer antibody ini naik sangat cepat, kemudian menurun secara lambat untuk waktu yang lama, biasanya seumur hidup. Antibody ini bersifat spesifik. Setelah pembentukan NT, segera akan timbul Hemaglutination inhibition antibody (HI). Titer naik sejajar dengan NT dan kemudian akan turun secara perlahan-lahan, lebih cepat daripada antibody NT. Untuk waktu yang lama, tetapi lebih pendek daripada antibody NT.
Antibodi HI bersifat spesifik terhadap golongan tapi tidak terhadap tipe virus. Dengan demikian dalam satu golongan dengan lebih dari satu tipe virus dapat terjadi reaksi silang diantara masing-masing tipe virus.
Antibodi yang terakhir timbul adalah Complement fixing antibody (CF), yaitu sekitar hari kedua puluh, titer naik setelah perjalanan penyakit mencapai maksimum dalam waktu 1-2 bulan dan kemudian turun secara cepat dan menghilang setelah 1-2 tahun.
Dasar pemeriksaan serologis adalah membandingkan titer antibody pada masa akut dan masa konvalesen. Pemeriksaan dapat berupa Neutralizing test, complement fixation test atau hemagglutination inhibition test. Bergantung pada kebutuhannya. Pemeriksaan serologis dapat membantu menegakkan diagnosis klinis. Untuk pemeriksaan serologis ini dibutuhkan 2 contoh darah pada masa konvalesen yang diambil 1-4 minggu setelah perjalanan penyakit. Dalam praktek sukar sekali mendapatkan contoh darah kedua karena biasanya penderita setelah sembuh tidak bersedia diambil darahnya.
Maksud diambil contoh darah yang kedua ialah selain untuk menjaga kemungkinan tidak didapatkan contoh darah ketiga juga untuk mempercepat hasil akan sudah cukup nyata sehingga dapat diinterpretasi. Apabila hanya diperoleh satu contoh darah, penafsiran akan sulit atau bahkan sering tidak mungkin dilakukan.
Hemagglutination Inhibition Test
Pemeriksaan uji Hemagglutination inhibition antibody dapat dilakukan dengan 2 cara :
  • Dalam bentuk serum yaitu dengan mengambik 2-5 ml darah vena dengan menggunakan semprit atau vacutainer. Selanjutnya serum dipisahkan dan dimasukkan ke dalam botol steril yang tertutup rapat. Sebelum dikirim serum disimpan dalam lemari es dan pada waktu dikirim ke laboratorium dimasukkan ke dalam termos berisi es.
  • Dengan menggunakan kertas saring “filter paper disc”. Kerta saring ini khusus, dengan diameter 12,7 mm, mempunyai tebal dan daya hisap tertentu. Darah dari tusukan pada ujung jari atau  darah vena dari semprit dikumpulkan pada kertas saring sampai jenuh bolak-balik, artinya seluruh permukaan kertas saring harus tertutup darah. Diusahakan agar kertas saring tidak diletakkan pada permukaan yang memudahkan kertas saring melekat, misalnya pada kaca atau plastik. Kertas saring yang dikeringkan pada suhu kamar selama 2-3 jam dapat dikirim dalam amplop dengan perantaraan pos ke laboratorium.
Cara pertama merupakan cara yang terbaik, tetapi bila diingat bahwa pengumpulan serum serum memerlukan alat-alat khusus (semprit steril, lemari es, sentrifuse, pipet Pasteur steril, termos es dll.), maka cara kedua adalah lebih tepat.
Hasil yang diperoleh dengan menggunakan kertas saring adalah cukup baik, terutama apabila cara pengisian dilakukan dengan betul.
Antibodi HI dapat diperiksa dengan suatu pemeriksaan yang disebut uji HI (hemagglutination inhibition test). Dasar pemeriksaan ini ialah sifat virus yang dapat menggumpalkan (mengaglutinasi) darah yang dapat dihambat oleh serum yang mengandung antibody homolog terhadap antigen (dalam hal ini virus) yang dipakai.
Untuk pemeriksaan HI terhadap virus dengue dipakai antigen 8 satuan. Pertama-tama digunakan antigen virus dengue tipe1 atau 2. Apabila hasil pemeriksaan negative, percobaan diulangi dengan menggunakan ketiga antigen lain.
Pada pemeriksaan serologis uji HI serum diencerkan menjadi kelipatan 2 kali, dimulai dengan pengenceran 1:10, 1:20, 1:40 dan seterusnya.
Interpretasi hasil pemeriksaan berdasarkan Kriteria WHO (1975) yaitu:
  1. Pada infeksi primer, titer antibody HI pada masa akut, yaitu bila serum diperoleh sebelum keempat sakit adalah kurang dari 1:20 dan titer anak naik 4 kali atau lebih pada masa konvalesen, tetapi tidak akan melebihi 1:1280.
  2. Pada infeksi sekunder, adanya infeksi baru (recent dengue infection) ditandai oleh titer antibody HI kurang dari 1:20 pada masa akut, sedangkan pada masa konvalesen titer bernilai sama atau lebih besar daripada 1:2560. Tanda lain infeksi sekunder ialah apabila titer antibody akut sama atau lebih besar daripada 1:20 dan titer akan naik 4 kali atau lebih pada masa konvalesen.
  3. Persangkaan adanya infeksi sekunder yang baru terjadi (presumptive diagnosis) ditandai oleh titer antibody HI yang sama atau lebih besar daripada 1:280 pada masa akut. Dalam hal ini tidak diperlukan kenaikan titer 4 kali atau lebih pada masa konvalesen.
Tabel interpretasi hasil uji HI
Titer Ab akut Titer Ab konvalesen Interpretasi
< 1:20 < 1:20
≥ 1:20
≥ 1:1280
Naik 4x atau lebih (<1:1280) ≥ 1:2560
Naik 4x atau lebih
Tidak perlu naik 4x atau lebih
Infeksi primer Infeksi sekunder baru
Infeksi sekunder baru
Infeksi sekunder tersangka baru terjadi
Dengue Blot IgG dan IgM
Tes serologi lainnya adalah dengue blot IgG dan IgM. Dengue blot IgG masih banyak kelemahannya. Sensitivitas pada infeksi sekunder tinggi, tetapi pada infeksi primer sangat rendah. Hasil positif IgG menandakan adanya infeksi sekunder dengue. Tetapi bisa juga dibaca sebagai pernah terkena infeksi virus dengue. Untuk IgM sensitivitasnya lebih baik, khususnya untuk infeksi primer dengue. Sayang harganya relatif lebih mahal. Tes ini merupakan pemeriksaan kualitatif dengan mempergunakan metode enzyme immunoassay. Dengan tes ini, antibodi IgM baru dapat diketahui setelah hari ke-5 infeksi dengue.
Tes lainnya yang beredar adalah Dengue IgG dan IgM Capture ELISA (Enzymelinked Immunosorbent Assay). Pemeriksaan ini memerlukan waktu 90 menit untuk IgM dan 60 menit untuk IgG. Hasilnya dapat keluar sebagai kadar dari IgG dan IgM (kuantitatif).
Kit yang lebih baru lagi adalah Dengue Rapid Strip IgG-IgM. Antigen yang digunakan yaitu rekombinan Den-1, 2, 3, 4 dengan metode Rapid Immunochromatographic Captured antibodi virus IgG dan IgM. Deteksi IgM menginterpretasikan infeksi primer atau sekunder. Nilai cut-off IgG dirancang untuk mendeteksi kadar tinggi yang khas muncul dari infeksi sekunder. Tes ini terbukti mempunyai korelasi yang sangat baik terhadap uji HAI. Sensitivitas dan spesifisitas diagnostik dari tes ini dilaporkan sebesar 92-99%. Tes ini sangat praktis dan hanya memerlukan waktu selama 15 menit.
Antibodi IgM akan muncul 2 sampai 6 hari setelah dimulainya gejala, sedangkan IgG setelah 6 hari. IgG akan meningkat secara perlahan dalam beberapa minggu. Ini umumnya yang terjadi pada infeksi primer dengue. Pada infeksi sekunder dengue, kadar IgM kadang-kadang bisa lebih rendah atau sulit terdeteksi sehingga dalam keadaan ini deteksi IgG menjadi sangat penting. Kadar antibodi IgG akan cepat meningkat karena telah adanya memori antigen dengue.
Enzym-enzym hati pada kasus infeksi sekunder dengue (DHF) cenderung menunjukkan adanya kenaikan seperti SGOT (AST) dan SGPT (ALT). Kenaikan kadar ini kadang juga dapat dipakai untuk membedakan apakah infeksinya termasuk DF atau DHF. Hal ini disebabkan oleh adanya kerusakan sel-sel karena terjadinya perdarahan kecil dalam hati. Dalam perkembangan diagnostik sampai saat ini di samping dengan menilai gejala-gejalanya, juga pemeriksaan laboratorium akan sangat membantu untuk menegakkan diagnostik penyakit DHF. Yang lebih penting lagi adalah bagaimana bisa menegakkan diagnosis sedini mungkin, sehingga pengobatan secara adekwat dapat segera diberikan.



Pemeriksaan Rumple leed test
Percobaan ini bermaksud menguji ketahanan kapiler darah dengan cara mengenakan pembendungan kepada vena-vena, sehingga darah menekan kepada dinding kapiler. Dinding kapiler yang oleh suatu sebab kurang kuat akan rusak oleh pembendungan itu, darah dari dalam kapiler itu keluar dari kapiler dan merembes ke dalam jaringan sekitarnya sehingga nampak sebagai bercak merah kecil pada permukaan kulit (petechiae).
Pemeriksaan dilakukan dengan memasang sfigmomanometer pada lengan atas dan pompalah sampai tekanan berada ditengah-tengah nilai sistolik dan diastolik. Pertahankan tekanan itu selama 10 menit, setelah itu lepaskan ikatan dan tunggulah sampai tanda-tanda stasis darah lenyap lagi. Stasis darah telah berhenti jika warna kulit pada lengan yang dibendung tadi mendapat lagi warna kulit lengan yang tidak dibendung. Lalu carilah petechiae yang timbul dalam lingkaran berdiameter 5 cm kira-kira 4 cm distal dari vena cubiti. Test dikatakan positif jika terdapat lebih dari 10 petechiae dalam lingkaran tadi.

Rabu, 18 April 2012

Proses pencernaan Karbohidrat dan Metabolisme serta Protein


Pencernaan karbohidrat

Tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah karbohidrat menjadi ikatan-ikatan lebih kecil, terutama berupa glukosa dan fruktosa, sehingga dapat diserap oleh pembulu darah melalui dinding usus halus. Pencernaan karbohidrat kompleks dimulai di mulut dan berakhir di usus halus.
Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut. Bola makanan yang diperoleh setelah makanan dikunyah bercampurn dengan ludah yang mengandung enzim amilase (sebelumnya dikenal sebagai ptialin). Amilase menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk karbohidrat lebih sederhana, yaitu dekstrin. Bila berada di mulut cukup lama, sebagian diubah menjadi disakarida maltosa. Enzim amilase ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral. Bolus yang ditelan masuk ke dalam lambung.

Di dalam lambung, mkan bercampur dengan getah lambung  yang bersifat asam. Disini terjadi proses pencampuran makanan oleh gerakan konteraksi lambung. Dekstrin dan maltosa diurauikan menjadi disakarida dengan bantuan amylase pankreas dengan pH 7-8.  Dan selanjutnya akan diteruskan di usus halus.
Pencernaan karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim disakarida yang dikeluarkan olej sel-sel mukosa usus halus bnerupa maltase, sukrase, dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di dalam mikrovili dan monosakarida yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Maltase
Maltosa                                   2 mol glukosa

Sukrase
Sakarosa                                  1 mol glukosa + 1 mol fruktosa

Laktase
Laktosa                                   1 mol glukosa + 1 mol galaktosa


Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorpsi melalui sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta. Bila konsentrasi monosakarida di dalam usus halus atau pada mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif atau fasilitatif. Tapi, bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion natrium.
Metabolisme Karbohidrat
Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi sel-sel tubuh, yangkemudian diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan sentral dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan sistem saraf.
Glukosa yang diserap dari pencernaan makanan di usus dibawa darah menuju ke seluruh sel tubuh. Dalam sitoplasma glukosa akan mengalami GLIKOLISIS yaitu peristiwa pemecahan gula hingga menjadi energi (ATP). Ada dua jalur glikolisis yaitu jalur biasa untuk aktivitas/kegiatan hidup yang biasa (normal) dengan hasil ATP terbatas, dan glikolisis jalur cepat yang dikenal dengan jalur EMBDEN MEYER-HOFF untuk menyediakan ATP cepat pada aktivitas/kegiatan kerja keras, misalnya lari cepat. Jalur cepat ini memberi hasil asam laktat yang bila terus bertambah dapat menyebabkan terjadinya ASIDOSIS LAKTAT . Asidosis ini dapat berakibat fatal terutama bagi orang yang tidak terbiasa (terlatih) beraktivitas keras. Hasil oksidasi glukosa melalui glikolisis akan dilanjutkan dalam SIKLUS KREB yang terjadi di bagian matriks mitokondria. Selanjutnya hasil siklus Kreb akan digunakan dalam SYSTEM COUPLE (FOSFORILASI OKSIDATIF) dengan menggunakan sitokrom dan berakhir dengan pemanfaatan Oksigen sebagai penangkap ion H. Kejadian tubuh kemasukan racun menyebabkan system sitokrom di-blokir oleh senyawa racun sehingga reaksi REDUKSI-OKSIDASI dalam system couple, terutama oleh Oksigen, tidak dapat berjalan.
Proses Pencernaan Protein
Pencernaan protein dimulai di lambung yaitu oleh bantuan enzim pepsin dan disekresi dalam bentuk tidak aktif yaitu pepsinogen. Kondisi lambung yang asam akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin memecah protein menjadi polipeptida.
Pencernaan protein berlanjut di usus halus atau duodenum. Enzim-enzim pankreas yaitu tripsin, kimotripsin, dan karbosipeptidase disekresi dalam bentuk tidak aktif. Enzim enterokinase akan mengubah tripsinogen menjadi tripsin. Selanjutnya, tripsin akan mengubah enzim-enzim lain ke bentuk aktif. Enzim-enzim tersebut akan mencerna polipeptida menjadi peptide
Enzim brush border seperti karbosipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase memecah peptide dan dipeptida menjadi asam amino. Setiap harinya sekitar 50 g asam amino harus diabsorpsi untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif yaitu sintesis protein (nitrogen) melebihi kecepatan pemecahan dan pembuangannya. Keseimbangan nitrogen negatif berarti pemecahan protein melebihi sintesisnya, hal ini terhadi pada waktu sakit, misalnya infeksi atau luka bakar.
Asam amino kemudian diabsorpsi ke dalam kapiler darah usus halus. Protein yang tidak dapat terurai bersamaan dengan yang lainnya akan bercampur dengan air dan akan masuk ke dalam kolon atau usus besar.

Selasa, 17 April 2012

WIDAL TEST

 Kemarin baru saja aku baru saja praktikum uji widal .
disini aku akan sedikit memaparkan hasil pratikum aku kemaren . g perlu panjang lebar lagi. langsung aja aku jelasin :
widal test adalah Suatu jenis Pemeriksaan Serologi.
Uji widal positif artinya ada zat anti (antibodi) terhadap kuman Salmonella, menunjukkan bahwa seseorang pernah kontak/terinfeksi dengan kuman Salmonella tipe tertentu.

Beberapa hal yang sering disalahartikan :
1. Pemeriksaan widal positif dianggap ada kuman dalam tubuh, hal ini pengertian yang salah. Uji widal hanya menunjukkan adanya antibodi terhadap kuman Salmonella.
2. Pemeriksaan widal yang diulang setelah pengobatan dan menunjukkan hasil positif dianggap masih menderita tifus, ini juga pengertian yang salah.
Setelah seseorang menderita tifus dan mendapat pengobatan, hasil uji widal tetap positif untuk waktu yang lama sehingga uji widal tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk menyatakan kesembuhan.

Hasil ulang pemeriksaan widal positif setelah mendapat pengobatan tifus, bukan indikasi untuk mengulang pengobatan bilamana tidak lagi didapatkan gejala yang sesuai.

Hasil uji negatif dianggap tidak menderita tifus :
Uji widal umumnya menunjukkan hasil positif 5 hari atau lebih setelah infeksi. Karena itu bila infeksi baru berlangsung beberapa hari, sering kali hasilnya masih negatif dan baru akan positif bilamana pemeriksaan diulang. Dengan demikian,hasil uji widal negatif,terutama pada beberapa hari pertama demam belum dapat menyingkirkan kemungkinan tifus.

Untuk menentukan seseorang menderita demam tifoid :
1. Tetap harus didasarkan adanya gejala yang sesuai dengan penyakit tifus.
2. Uji widal hanya sebagai pemeriksaan yang menunjang diagnosis.
Seorang tanpa gejala,dgn uji widal positif tidak dapat dikatakan menderita tifus.

Memang terdapat kesulitan dalam interpretasi hasil uji widal karena kita tinggal di daerah endemik,yang mana sebagian besar populasi sehat juga pernah kontak atau terinfeksi, sehingga menunjukkan hasil uji widal positif. Hasil survei pada orang sehat di Jakarta pada 2006 menunjukkan hasil uji widal positif pada 78% populasi orang dewasa. Untuk itu perlu kecermatan dan kehatihatian dalam interpretasi hasil pemeriksaan widal.

PENILAIAN


Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640.
- Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+).
- Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan titer. Jika ada, maka dinyatakan (+).
- Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+) pada pasien dengan gejala klinis khas.

Uji Widal didasarkan pada :

- Antigen O ( somatic / badan )
- Antigen H ( flagel/semacam ekor sebagai alat gerak )

Jika masuk ke dalam tubuh kita, maka timbul reaksi antigen-antibodi.

ANTIBODI terhadap Antigen O : setelah 6 sampai 8 hari dari awal penyakit.
Antigen H : 10-12 hari dari awal penyakit.

Uji ini memiliki tingkat sensitivitas dan spesifitas sedang (moderate).
Pada kultur yang terbukti positif, uji Widal yang menunjukkan nilai negatif bisa mencapai 30 persen.

Beberapa keterbatasan uji Widal ini adalah:
1. Negatif Palsu
Pemberian antibiotika yang dilakukan sebelumnya (ini kejadian paling sering di negara kita, demam –> kasih antibiotika –> nggak sembuh dalam 5 hari –> tes Widal) menghalangi respon antibodi.
Padahal sebenarnya bisa positif jika dilakukan kultur darah.

2. Positif Palsu
- Beberapa jenis serotipe Salmonella lainnya (misalnya S. paratyphi A, B, C) memiliki antigen O dan H juga, sehingga menimbulkan reaksi silang dengan jenis bakteri lainnya, dan bisa menimbulkan hasil positif palsu (false positive).
Padahal sebenarnya yang positif kuman non S. typhi (bukan tifoid).
- Beberapa penyakit lainnya : malaria, tetanus, sirosis, dll.

Pada daerah yang endemik seperti Indonesia (apalagi Jakarta, bagi yang hobi makan gado-gado, ketoprak ) ditentukan nilai batas minimal pada populasi normal.
Sehingga kemungkinan seseorang menderita demam tifoid sangat besar pada nilai minimal titer tertentu.

Diagnosa Pasti : GAL CULTURE ( waktu yg dibutuhkan : +/- 1 minggu ).

CARIER
Sulit untuk menghilangkan sifat ‘carrier’ (titer antibodi dalam darah kita menjadi negatif), mengingat Indonesia endemik tifoid.
Tapi ini tidak masalah. Yang penting tidak jatuh sakit.

Sabtu, 14 April 2012

Kenali Istilah Pemeriksaan Lab untuk Anemia

                 Terkadang, anemia ringan yang belum menimbulkan gejala, diketahui secara tidak sengaja melalui pemeriksaan kesehatan rutin. Lembar hasil pemeriksaan darah Anda sebenarnya berbicara banyak mengenai keadaan Anda lho.  Ada istilah-istilah dalam pemeriksaan darah yang sebaiknya  Anda tahu   agar konsultasi Anda dengan dokter lebih ‘berisi’.

Hemoglobin
Hemoglobin adalah si pembawa oksigen dalam sel darah merah kita. Normalnya, hemoglobin perempuan berkisar antara 12-14 g/dL, sedangkan laki-laki 13-16 g/dL. Nilai hemoglobinlah yang menjadi patokan seseorang dikatakan anemia atau tidak.

Hematokrit
MCV (mean corpuscular volume) : volume sel darah merah.
MCH (mean cell hemoglobin) : jumlah hemoglobin dalam tiap sel darah merah.

Pemeriksaan di atas biasanya sudah tercantum dalam pemeriksaan darah rutin. Nilai MCV dan MCH dapat memberi arahan mengenai kemungkinan penyebab anemia. Misalnya saja, anemia akibat kekurangan zat besi, kadar MCV dan MCHnya rendah. Sedangkan anemia akibat kekurangan asam folat atau B12 akan menunjukkan kadar MCV dan MCH tinggi. Anemia akibat perdarahan yang berlangsung cepat menunjukkan MCV dan MCH yang normal.

Jika kadar hemoglobin Anda rendah dan diikuti dengan kadar MCV dan MCH rendah, maka dokter biasanya akan memeriksakan gambaran darah tepi, retikulosit, serum iron, serta serum ferritin.

Gambaran Darah Tepi
Dalam pemeriksaan ini, setetes darah Anda akan diletakkan pada kaca dan diperiksa di bawah mikroskop. Hasil yang didapat tidak lagi berupa angka, namun berupa laporan sel apa sajakah yang terlihat, apakah jumlahnya terkesan normal atau berkurang, dan bagaimana bentuk sel-sel tersebut.

Pemeriksaan ini sangat penting untuk melihat apakah ada sel-sel darah muda, yang seharusnya masih berada di sumsum tulang. Sel-sel muda tersebut menandakan keganasan darah atau yang kita kenal sebagai leukimia. Atau apakah terdapat sel-sel abnormal yang menggambarkan penyebab anemia Anda. Kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12 dapat pula terlihat dari pemeriksaan sederhana ini.

Retikulosit
Retikulosit merupakan sel darah yang baru saja dikeluarkan oleh sumsum tulang ke peredaran darah. Jumlah normal retikulosit hanya sedikit dalam peredaran darah. Jumlahnya bisa meningkat saat tubuh mengalami perdarahan atau bila sel darah kita mengalami penghancuran secara cepat (hemolisis).

Serum Iron (SI)
SI merupakan jumlah besi dalam peredaran darah kita. Namun kadar SI bisa menipu. Pada tahap awal defisiensi besi, jumlahnya dipertahankan normal oleh tubuh. Pada saat itu, tubuh mencukupi kebutuhan besi dengan mengambil cadangan besi. Pada saat jumlah cadangan besi mulai menipis, barulah kadar SI mulai turun. Jadi, jika kadar SI sudah turun, artinya kekurangan zat besi sudah tak dapat lagi dikompensasi oleh tubuh.

Serum Ferritin
Feritin merupakan cadangan besi yang tersimpan di dalam sel. Feritin serumlah yang pertama kali turun pada tahap awal defisiensi besi.

Nah, sekarang Anda lebih paham dalam membaca hasil pemeriksaan darah Anda bukan? Jangan ragu untuk bertanya pada dokter, karena Andalah yang paling berhak tahu mengenai kesehatan Anda.

Jumat, 13 April 2012

Cara Mudah Hacking dan Unhacking Nokia E63

Diawal kemunculannya Nokia E63 termasuk salah satu ponsel ber-os Symbian S60 v 3 yang berada dijajaran ponsel Nokia unhackable. Tapi seiring perkembangan ilmu ‘perhackingan’, E63 menjadi begitu mudah ditaklukkan. Sebuah hacking tool bernama HelloOX mampu membuat sekuriti E63 tak berkutik hanya dalam hitungan detik.

Mungkin ada yang bertanya, apa sih yang didapat dari hacking ini? Sebagaimana yang seringkali disebutkan oleh para Symbianer bahwa dengan hacking, instalasi piranti lunak jadi lebih leluasa dan melakukan kustomisasi/personalisasi ponsel jadi lebih memungkinkan. Pada dasarnya hacking ditujukan buat mereka yang punya minat lebih terhadap kemampuan sebuah sistem operasi atau mereka yang menginginkan kendali penuh atas milik pribadinya. Jadi jika anda menggunakan ponsel hanya untuk telepon, sms, internet atau fungsi dasar lainnya dan anda merasa puas dengan segala fitur maupun tampilan yang ada maka anda tak perlu menghacking ponsel anda :-) .

Hacking

Langkah
Pertama
Siapkan sebuah sertifikat untuk men-sign perkakas hacking yang akan kita pakai. Andai belum punya dan belum mengerti cara membuat sertifikat silakan tengok tulisan saya sebelumnya tentang panduan membuat sertifikat di Opda.
Langkah
Kedua
Silakan download HelloOX (versi 2.03). Rasanya versi ini yang paling pas untuk E63 karena versi sebelumnya masih tak mampu membuat E63 bergeming.
Langkah
Ketiga
Signing HelloOX dengan sertifikat yang telah ada dan lantas instal.
Langkah
Keempat
Buka HelloOX yang telah terinstalasi dan secara otomatis akan melakukan proses hacking serta menginstalasi RomPatcher.
Urutan kerjanya terbagi dalam 6 langkah :
1. Mapping drive
2. Unpacking file
3. Activating file system
4. Unmapping drive
5. Installing root certificate
6. Install ROMPatcher+
Selesai dan kini anda resmi menjadi tuan bagi milik anda sendiri, selamat :smile: .

RomPatcher

RomPatcher adalah tool untuk mengaktifkan atau menerapkan berbagai patch – patch agar file eksekutor yang terinstal di ROM (Read Only Memory) bekerja sesuai yang kita inginkan. Saat instalasi, RomPatcher hanya membawa patch Open4All yang fungsinya adalah untuk memberikan kita hak akses penuh pada system folder dan file. Kelak kita bisa menambahkan patch – patch lain yang tentunya sesuai dengan E63. Jadi setelah berhasil melakukan hacking, buka ROMPatcher, apply dan add to auto patch Open4All-nya agar bisa mengakses serta menulis dan membaca di folder – folder dengan akses dibatasi seperti folder Private atau Sys.

Unhacking

Hacking ini sifatnya tidaklah permanen. Kapan saja kita mau kita bisa mengembalikannya ke kondisi awal/unhacking. Caranya?
Buka lagi HelloOX dan disana kita akan mendapati opsi Unhack. Pilih opsi tersebut maka HelloOX akan memulai proses unhacking. Lalu uninstall HelloOX, restart ponsel dan selesai. Ponsel kita kembali seperti semula. Keren kan? :cool:

Jumat, 25 Maret 2011

Jangan sedih karena kritik

Kritiklah yang membantu kita mnyempurnakan langkah.

Tidak perlu memasukan kritik ke dalam hati. Tidak perlu merasa kalah dan jadi pecundang ketika kritik dilemparkan kepada kita. Tidak usah pedulikan kritik, justru bersegeralah mengintrospeksi diri siapa tahu kritik itu membangunkan kita dari kebutaan mengenali diri. Jika perlu koreklah kejelasan mengapa kritik itu dilemparkan kepada kamu, dan uapayakn pengambilan langkah lebih baik setelah mengetahui jelas mengenai kritik itu. Terimalah kritik dengan respek dan bersahabat. Jadikan orang yang mengkritik menjadi mata kamu ketika kamu lupa diri.

Memang sangat sulit menerima suatu kritik, karena itulah kita harus mengetahui cara menghadapi atau memberi kritik secara konstruktif.

Kritik jika diberikan secara tepat akan memberikan informasi yang akan meningkatkan kualitas diri dan secara terus menerus memberikan kemajuan pribadi yang berarti. Kita bisa memanfaatkan kritik sebagai komponen menuju keunggulan diri.




Kunci penting menangani kritik.

1. Dengarkan secara cermat kritik yang disampaikan dan pastikan kamu benar-benar memahami kritik yang diberikan.

2. Jangan berasumsi dengan cepat bahwa si pengkritik benar atau salah. Sempatkan menilainya secara dewasa.

3. Jangan menerima kritik secara pasif atau jadi korban yang tidak berdaya.

4. Jika memang kritik itu benar, jangan pernah merasa bersalah secara berlebihan.

5. Jangan emosional ketika menghadapi kritik.